Selama lebih dari delapan puluh tahun, Ubud yang terletak di Kabupaten
Gianyar, Bali, telah memukau para pelancong mancanegara. Ubud mampu
memberikan kenangan yang membekas lama bagi setiap orang yang datang
berkunjung.
Bahkan, Ubud menjadi tempat pencarian cinta Elizabeth Gilbert, penulis buku Eat, Pray, Love
yang kemudian diangkat ke film dengan judul yang sama dan dibintangi
aktris Hollywood Julia Robert. Ada beragam pengalaman yang dapat dipetik
para turis.
Ubud sendiri dipandang sebagai pusat seni dan
budaya Bali. Tak heran, tiap aktivitas wisata pun berhubungan dengan
budaya, kedekatan pada alam, spiritual, dan hubungan antara sesama
manusia. Setiap aktivitas di Ubud pun pada akhirnya mampu memberikan
kesan mendalam bagi mereka.
Anda berminat menghabiskan waktu di
Ubud? Bersiaplah jatuh cinta pada aura magis Ubud. Aura yang membuat
Anda tenang dan selalu membuat Anda rindu untuk kembali ke Ubud. Orang
Bali menyebut aura ini sebagai “taksu”. Berikut 10 aktivitas wisata yang
bisa Anda lakukan di Ubud.
Yoga di pagi hari. Ubud
identik dengan yoga. Orang-orang datang dari seluruh dunia untuk
belajar yoga di Ubud. Tak hanya bagi pemula, para profesional pun
menikmati sesi yoga di Ubud.
Hotel-hotel di Ubud pun memoles
diri dengan yoga. Mulai dari memberikan kelas yoga gratis bagi tamu
sampai menyediakan tempat khusus untuk yoa. Sebagian besar tempat-tempat
yoga tersebut memiliki panorama alam seperti taman atau pemandangan ke
arah sawah.
Salah satu tempat yoga yang terkenal adalah Yoga
Barn di Jalan Hanoman. Yoga Barn memiliki beragam kelas yoga baik untuk
kelas singkat maupun intensif. Sambut matahari pagi dengan beryoga di
tengah panorama alam khas Ubud.
Naik sepeda di tepi sawah. Ingat
adegan Julia Robert di film “Eat, Pray, Love” yang naik sepeda dengan
latar sawah? Ya, kegiatan bersepeda di tengah sawah merupakan aktivitas
paling digemari wisatawan saat pelesir di Ubud.
Sewa sepeda
sebenarnya mudah dicari di Ubud. Mulai dari sekedar keliling pusat kota
sampai sewa sepeda gunung untuk bersepeda sejauh ke Kintamani. Ada
baiknya Anda mengambil paket tur dengan sepeda.
Dengan paket
bersepeda ini, Anda akan diajak pemandu berkeliling sawah dan masuk ke
perkampungan penduduk setempat. Anda pun bebas berinteraksi dan
merasakan keramahan khas masyarakat Ubud.
Jika Anda tak ingin
bersepeda, ikut saja tur trekking dengan berjalan melintasi sawah dan
masuk ke perkampungan. Inilah pengalaman lansung berinteraksi dengan
masyarakat Bali dan mengenal kehidupan dan budaya yang mereka jalani.
Belajar memasak makanan khas Bali.
Kelas memasak di Ubud tengah naik daun. Restoran dan hotel menyediakan
cooking class atau kelas memasak untuk wisatawan. Materi yang diajarkan
adalah menu-menu khas Bali seperti sate lilit dan lawar, maupun kuliner
Indonesia seperti nasi goreng, gado-gado, atau nasi kuning.
Tertarik
mencoba memasak kuliner Bali? Coba datangi Paon Bali di Laplapan yang
mengadakan kelas memasak di rumah. Restoran Casa Luna juga terkenal
sebagai tempat belajar memasak dan dipandang sebagai restoran pertama
yang membuka kelas memasak.
Peserta kelas memasak biasanya akan
diajak terlebih dahulu ke pasar tradisional. Oleh karena itu, beberapa
kelas sudah dimulai sejak pagi hari. Saat di pasar, peserta akan membeli
langsung bahan-bahan yang dibutuhkan.
Konsultasi pengobatan tradisional ala Ketut Liyer.
Spa dan wellness di Ubud berkembang pesat memanjakan turis yang datang.
Namun masyarakat lokal sendiri telah mengenal pengobatan tradisional
dengan menggunakan bahan-bahan alam sebagai obat sejak dahulu.
Pengobatan
tradisional tersebut layaknya spa, menggunakan terapi pijat dan aspek
spiritual dengan menitikberatkan pada meditasi. Masyarakat Bali menyebut
para “dokter” tradisional ini dengan sebutan “balian”.
Salah
satu “balian” di Ubud yang terkenal adalah Ketut Arsana. Selama lebih
dari 25 tahun, ia memberikan pengobatan dengan terapi pijat dan
obat-obatan herbal. Sementara Ketut Liyer, “balian” yang menjadi tenar
lewat kemunculannya dalam novel dan film “Eat, Pray,Love” melakukan
terapi dengan pendekatan meditasi.
Berwisata kuliner.
Karena pariwisata Ubud sudah berkembang sejak sebelum era kemerdekaan
Indonesia, kuliner yang muncul di Ubud pun sangat beragam. Anda bisa
menemukan kuliner Eropa sampai Amerika. Sebut saja gelato khas Italia,
masakan Jepang, taco dan burito khas Meksiko, sampai masakan khas
Perancis.
Kuliner khas Indonesia terutama Bali pun begitu populer
di Ubud. Coba sebut bebek goreng khas Bali, pasti yang pertama disebut
adalah restoran-restoran di Ubud yang menjual bebek goreng. Atau, nasi
ayan Bu Mangku Kedewatan sampai ayam betutu di Warung Murni.
Mengunjungi museum. Ubud
merupakan kecamatan dengan museum terbanyak di Gianyar. Ada enam museum
yang bisa Anda kunjungi. Hampir semuanya berhubungan dengan seni dan
lukisan.
Misalnya Museum Puri Lukisan yang merupakan museum
pertama di Bali. Museum inimenampilkan koleksi-koleksi lukisan Bali
dalam perjalanan tiga era, mulai dari masa kerajaan Bali hingga masa
kemerdekaan Indonesia.
Ada pula museum seni lainnya seperti Neka
Art Museum, Don Antonio Blanco Museum, Museum Rudana, dan Agung Rai
Museum of Art. Sementara museum terbaru yang dimiliki Ubud adalah Museum
Marketing 3.0 yang baru diresmikan pada tahun 2011.
Menonton tari Kecak Api. Tak
lengkap rasanya tanpa mellihat pertunjukan seni tari tradisional Bali
saat bertandang ke Ubud. Apalagi Ubud dianggap sebagai pusat seni Bali.
Sangat mudah mencari tempat-tempat yang menyajikan pertunjukan tari di
Ubud.
Namun, pertunjukan tari biasa dipentaskan pada malam hari.
Biasanya di atas jam tujuh malam. Anda bisa menonton tari Legong atau
tari Kecak Api. Ada dua tempat yang terkenal untuk menyaksikan seni tari
Bali tersebut yaitu Pura Dalem dan Puri Agung Saren.
Tari Kecak
Api bisa disaksikan di Pura Dalem yang terletak di Jalan Raya Ubud.
Anda akan terpukau dengan kemagisan tarian tersebut. Sementara di Puri
Agung Saren, Anda bisa menyaksikan tari Legong. Selain kedua tempat ini,
ada banyak tempat lainnya yang menyediakan pertunjukan tari tradisional
maupun wayang kulit.
Belanja di Pasar Ubud.
Masuk ke dalam Pasar Ubud, Anda disambut dengan warna-warna cerah. Pasar
tradisional yang terletak di pusat kota itu menawarkan aneka kerajinan
tangan khas Bali. Mulai dari tas anyaman, baju-baju bertuliskan Bali,
pakaian tradisional Bali, sampai patung dan lukisan.
Coba juga
aneka jajanan pasar yang dijual di pasar ini. Sebaiknya datang di pagi
hari. Sebab, siang hari biasanya dipadati oleh rombongan turis. Anda
juga bisa belanja di pasar yang terletak di Tegallalang. Ingatlah untuk
menawar harga sebelum Anda membeli.
Mengarungi Ayung dengan rafting.
Tempat berarung jeram yang terkenal di Bali adalah arung jeram di
Sungai Ayung. Ada beberapa operator rafting di Sungai Ayung. Arung jeram
di Sungai Ayung masuk dalam kategori kelas II dan III. Sehingga, arung
jeram di sungai ini cocok untuk pemula.
Keunikan arung jeram di
Sungai Ayung adalah panorama di kanan dan kiri sungai. Pohon-pohon
kelapa menjulang, pepohonan di bukit, sampai sawah berundak. Tak hanya
itu, di tengah pengarungan sungai, Anda akan dibawa melihat ukiran
seniman Bali berupa relief Ramayana di tebing batu. Paket arung jeram
biasanya sudah termasuk makan siang dan antar jemput.
Menyapa monyet di Mongkey Forest. Ubud
menjadi rumah para monyet. Anda harus mampir dan berjalan-jalan di
kawasan Mongkey Forest. Di sini, monyet-monyet berkeliaran dengan bebas.
Banyak turis yang asyik berfoto dengan monyet-monyet ini. Namun
hati-hati terkadang monyet-monyet ini usil mengambil barang para turis.
Di
area masuk Monkey Forest, pengunjung disambut patung monyet ukuran
besar. Nah, ketika masuk ke dalam hutan seluas sekitar 27 hektar
tersebut, suasana sejuk dan asri menyambut. Di dalam Mongkey Forest
terdapat pura yang juga sering dikunjungi turis.
Source :http://travel.kompas.com/read/2012/03/10/07594051/10.Aktivitas.Wisata.di.Ubud